Jumat, 28 Mei 2010

PENGUKURAN PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP KINERJA ORGANISASI DENGAN BALANCE SCORCARD

Knowledge management adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja yang prima (Tiwana, A, 2000). Knowledge management dipandang penting, karena implementasinya memberi manfaat pada bidang operasi dan pelayanan, dapat meningkatkan kompetensi personal, memelihara ketersediaan knowledge dan inovasi serta pengembangan produk.
Knowledge management dapat meningkatan keahlian dan motivasi kerja sehingga menciptakan budaya organisasi yang mendorong peningkatan kinerja organisasi. Konsep kinerja (Performance) dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau degree of accomplishtment. Kinerja suatu organisasi dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada visi dan misi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu, diperlukan beberapa informasi tentang kinerja organisasi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini, sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Salah satu tool yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja organisasi adalah Balance Scorecard
Balanced Scorecard pertama kali dipublikasikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992 dalam sebuah artikel yang berjudul ”Balanced Scorecard – Measures That Drive Performance”. Balanced Scorecard pada awal diperkenalkan adalah merupakan suatu sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Kaplan dan Norton telah memperkenalkan Balanced Scorecard pada tingkat organisasi enterprise. Prinsip dasar dari Balanced Scorecard ini adalah titik pandang penilaian sebuah organisasi/perusahaan hendaknya tidak hanya dilihat dari segi finansial (financial perspective ) saja tetapi juga ditambahkan ukuran-ukuran dari perspsektif lainnya seperti tingkat kepuasaan customer (customer perspective), proses internal (internal business process perspective) dan kemampuan melakukan inovasi (learning and growth perspective). Empat perspective di dalam Balanced Scorecard menyatakan adanya saling keterkaitan untuk dapat menggambarkan strategi yang dimiliki perusahaan/organisasi.


Gambar 1. Kerangka Kerja Balanced Scorecard (Robert S, Kaplan dan David P Norton (1996)

Pada Gambar 1. tersebut menjelaskan bagaimana visi dan strategi organisasi menciptakan 4 perspektif pengukuran balanced scorecard dan keterkaiatan antar perspektif.

Menurut Singgih, M dkk (2001), metode pengukuran balanced scorecard memiliki kelebihan sebagai berikut ini:
• Ada keseimbangan antara lag indicator dan lead indicator.
Balanced scorecard menggunakan tolok ukur kinerja “masa lalu” (lag indicator atau ukuran hasil), selain juga menggunakan tolok ukur kinerja “masa depan” (lead indicator atauukuran pemicu hasil). Ukuran hasil digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan, sedangkan ukuran pemicu adalah ukuran yang menunjukan penyebab dicapainya ukuran hasil.
• Ada keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Pengukuran kinerja yang hanya memperhatikan kinerja keuangan hanya dapat mencapai tujuan jangka pendek perusahaan. Dalam metode balanced scorecard ada keseimbangan antara tujuan jangka pendek (financial perpective) dan tujuan jangka panjang (customer perspective, internal business perspective dan learning and growth perspective).
• Ada keseimbangan antara hard objectives measures and softer more subjective measures. Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard, menunjukkan adanya keseimbangan antara hard objective measures, artinya dengan menggunakan ukuran hasil yang obyektif (ukuran-ukuran yang mudah didapatkan), yaitu ukuran hasil pada financial perspective dengan ukuran hasil yang lebih subyektif (ukuran-ukuran yang sulit didapatkan), yaitu ukuran hasil pada customer, IBP, dan learning and growth perspective.
Dalam metode pengukuran kinerja balanced scorecard, ada 3 prinsip yang memungkinkan strategi dapat diterjemahkan kedalam berbagai tujuan dalam setiap perspective, dalam perencanaan strategis, yaitu sebagai berikut ini:
• Hubungan sebab dan akibat.
Rantai sebab dan akibat harus mencakup keempat faktor balanced scorecard diatas, jadi setiap pengukuran yang dipilih dalam balanced scorecard harus menjadi elemen dari rantai hubungan sebab dan akibat yang mengkomunikasikan arti dari strategi pada sebuah perusahaan.
• Ukuran hasil dan ukuran pemicu kinerja.
Tolok ukur inilah yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui perubahan kinerja perusahaan (lebih baik, lebih buruk, atau tetap).
• Keterkaitan dengan masalah financial.
Hubungan sebab akibat semua ukuran dalam sebuah Balanced Scorecard harus terkait dengan setiap tujuan financial perusahaan.
Balanced scorecard sebagai system pengukuran kinerja perusahaan mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
• Hubungan yang kurang baik antara hasil yang terjadi dengan pengukuran non keuangan yang telah ditetapkan
• Laporan yang tidak fleksibel atas hasil laporan keuangan
• Tidak adanya mekanisme untuk usaha peningktakan kemajuan
• Pengukuran yang tidak diperbarui
• Beban pengukuran yang berlebihan
• Kesulitan dalam menentukan pertukaran pekerjaan (trade-off)
Untuk melakukan analisis -balance scorecard dilakukan beberapa tahap meliputi :
1. Menjabarkan visi, misi dan tujuan suatu organisasi
2. Menganalisis lingkungan eksternal dan internal
3. Menetapkan tema-tema strategis
4. Menerapkan tema-tema strategis ke dalam 4 perspektif balanced scorecard

Referensi :
1. Kaplan, S. R., and P. D. Norton, 1996. Translating Strategy Into Action The Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business Scholl Press Boston
2. Singgih, Moses dkk (2001), “Pengukuran dan Analisa Kinerja dengan Balance Scorecard di PT “X”, jurnal teknik industri vol 3, no 2 Desember 2001: 48 – 56
3. Tiwana, Amrit (2000) "The Knowledge Management Toolkit: Orchestrating IT, Strategy, and Knowledge Platforms (2nd Edition)”, Amazon.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar